“tadi malam kamu habis tahajud ya?” Tanya seseorang kepada temannya, “kok tau?” jawab yang ditanya dengan ekspresi “agak bingung”.
Petikan dialog di atas bukanlah rayuan a la anak muda jaman sekarang, bukan pula dialog dalam sebuah drama mini seri yang sering tayang di televisi namun dialog tersebut sangat mungkin terjadi di lingkungan kita atau bahkan kita sendiri sebagai pelakunya. Ya, seiring berkembangnya teknologi informasi dengan berbagai inovasi serta kecanggihannya sangat memungkinkan bagi seseorang untuk mengetahui gerak-gerik teman, saudara, atau siapapun tiap hari bahkan tiap jam atau tiap menitnya. Kalau di film era 90-an terkenal istilah “kaca benggala” atau “paso benggala” milik Mak Lampir yang bisa melihat keberadaan seseorang dari jarak jauh dengan hanya membacakan mantera lalu melihat ke bejana yang berisi air maka di era sekarang pun bisa demikian. Bedanya, di jaman sekarang tidak menggunakan media “paso benggala” lengkap dengan manteranya tetapi cukup melalui media sosial/jejaring sosial dan semacamnya yang bisa diakses melalui internet.
Melalui status facebook ataupun “kicauan” seseorang di twitter maka dengan mudah sahabat (teman, follower atau apapun istilahnya)nya akan mengetahui keberadaan dan segala aktivitas yang sedang dilakukan oleh orang tersebut. Tentunya tergantung dari kebiasaan seseorang tersebut juga, karena tidak semua orang suka meng-update status aktivitas atau foto-foto aktivitas pribadinya. Dalam hal ini saya ingin menyoroti tipikal orang yang suka meng-update aktivitas dan foto-foto aktivitas pribadinya. Ada yang salah? barangkali, barangkali sedikit barangkali juga banyak hehe….
Di dunia maya mudah sekali menemukan tipikal orang yang super duper eksis, biasanya orang dengan tipikal seperti ini akan meng-update statusnya tiap jam bahkan tiap menit. Mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur lagi dia akan senantiasa berbagi aktivitas kepada teman atau followers-nya. Seandainya bisa update status lewat alam mimpi mungkin orang dengan tipikal seperti ini tidak segan-segan untuk membagi mimpinya (hehehe.. kalo ini sih kelewatan namanya). Kita tidak tau persis apa sebenarnya motivasi orang-orang tersebut berlaku demikian. Hal ini masih agak bisa dimaklumi untuk hal-hal yang sifatnya umum, akan tetapi akan lain ceritanya jika yang dibagikan adalah-adalah aktivitas pribadi apalagi yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan ukhrowi (yang berhubungan dengan akhirat). Shalat berjamaah dia kabarkan, shalat dhuha dan tahajjud juga dia kabarkan, shaum sunnah pun dia kabarkan.
Foto: status facebook
kenapa? masalah? Bangettt!! Tidak seharusnya hal-hal yang kaitannya dengan amalan yang kita niatkan untuk Alloh kita kabarkan kepada semua orang karena kita tau betapa susahnya menjaga keikhlasan dalam setiap amalan-amalan yang kita lakukan. Salah-salah malah bisa menjadi riya’ baik secara sadar maupun tidak sadar. Bukankah Rosul sendiri yang mengabarkan bahwa riya’ itu termasuk syirik kecil yang keberadaannya diibaratkan bagaikan semut hitam yang berada di batu hitam di kegelapan malam. Bayangkan betapa susahnya untuk dilihat? Oleh karena itu hendaknya kita lebih berhati-hati lagi dalam memanfaatkan media dan teknologi yang ada. Teliti kembali saat menuliskan status, twit, atau sekedar keisengan di media sosial belaka. Salah-salah malah menimbulkan riya’ dan sia-sialah amalan kita karenanya. So, hati-hati dengan jemarimu? eh.. maksudnya dengan jemari kita! :) wallohu a’lam. (nawizam)
gambar pinjem dari --> http://www.memetics.com/wp-content/uploads/2013/01/Learn-All-About-Audio-Formats-And-Their-Usage-At-Typing-Firms.jpg
bloge apik kang, inspiring :)
BalasHapusWIK
BalasHapus" Waktu Iwan Kumat "
Tul gak Wan
by. Gal_Eh
@ RaFDeW: tengkyu mbokayune, daripada lintasan ide hilang begitu saja mending kita abadikan di blog salah satunya.
BalasHapus@ lek Galeh: weleh... weleh.. weleh... :D