17 Mei 2013




Saat ini kita berada di bulan Rajab, salah satu bulan yang diistimewakan oleh umat Islam. Pada bulan inilah terjadi peristiwa bersejarah bagi kaum muslimin yaitu peristiwa Isra’ Mi’raj. Dimana Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wasallam menempuh perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa kemudian dinaikkan hingga langit ke tujuh hanya dalam waktu satu malam. Tidak hanya itu, di bulan ini (Rajab) juga untuk pertama kalinya Rosululloh mendapatkan perintah Shalat lima waktu.

Istilah “berkat” ini berarti nasi lengkap dengan lauk pauk yang di bungkus dalam satu wadah atau di daerah lain ada yang menyebutnya “besek

Untuk memperingati peristiwa bersejarah tersebut, di beberapa tempat menyelenggarakan peringatan Isra’ Mi’raj. Umumnya peringatan Isra’ Mi’raj diisi dengan pengajian (tausiyah) yang dihadiri oleh kaum muslimin. Ada fenomena yang menarik terkait peringatan Isra’ Mi’raj di daerah saya, ada sebagian masyarakat yang mengadakan pengajian dan membuat “berkat” sebagai shodaqohan. Istilah “berkat” ini berarti nasi lengkap dengan lauk pauk yang di bungkus dalam satu wadah atau di daerah lain ada yang menyebutnya “besek”. Berkat atau Besek atau apapun itu namanya dibagikan kepada peserta pengajian yang hadir sebagai “oleh-oleh” dari acara peringatan Isra’ Mi’raj tersebut. Tidak hanya itu, ada di suatu daerah yang masyarakatnya masih memegang erat tradisi turun temurun. Mereka membuat “berkat” dengan isi yang luar biasa banyaknya. Kalau umumnya berkat berisi nasi dengan lauk seadanya, mereka melengkapinya dengan minuman dalam kemasan, terkadang adapula sarung bahkan pakaian. Kalau menurut saya hal ini agak sedikit berlebihan (terlepas saya tidak tau apa motivasi mereka melakukan hal itu).

Foto: penampakan "berkat"

Ngaji atau pengajian itu seharusnya yang menjadi tujuan utamanya adalah mencari ilmu dan keberkahan karena menghadiri majelis ilmu. Tetapi siapa yang bisa menjamin jika niatan mencari ilmu itu bisa tetap terjaga ketika ada panitia yang “sengaja” berlomba-lomba dalam menyediakan “berkat” istimewa? Atau, kalaupun peserta yang hadir tidak mempermasalahkan berkat yang akan mereka dapatkan apakah para warga masyarakat penyelenggara semuanya legowo menuruti instruksi panitia untuk membuat berkat jenis ini dan itu sebanyak yang dibebankan kepadanya? Oleh karena itu, saya mengajak (terutama) diri saya sendiri dan kita semua untuk berfikir kembali. Niat yang baik sudah seharusnya diikuti dengan perbuatan yang baik pula. Jangan mengalihkan niat untuk mencari ilmu hanya karena ada embel-embel berkat yang hendak di dapat. Bagi penyelenggara juga hendaknya dikoreksi kembali, apakah kebijakan yang diterapkan selama ini sudah melalui pemikiran matang untuk kemaslahatan bersama atau hanya mengikuti tradisi dan kebiasaan yang sudah ada.

Sedikit banyaknya peserta yang hadir bukanlah semata-mata indikator kesuksesan sebuah acara pengajian (majelis ilmu) tetapi lebih dari itu, bagaimana hadirin bisa menyerap ilmu yang diberikan Sang Da’I serta memperoleh ridho Alloh Subhanahu wata’ala karena niat yang ikhlas karena Alloh bukan karena besar kecilnya “berkat” yang didapat. Tulisan ini saya buat semata-mata karena kekhawatiran akan adanya disorientasi dalam masalah pengajian “semacam” ini. Yang seharusnya niat karena Alloh menjadi karena yang lainnya. Sebenarnya kita tidak perlu berlomba-lomba dalam keistimewaan berkat jika kita semua sadar dan mau berbesar hati untuk mengakui bahwa esensi/inti dari acara pengajian adalah mencari ilmu dan ridho Alloh Subhanahu wata’ala. Kenapa kita tidak berfikir untuk semakin menyederhanakan “berkat” nya saja, misal diganti dengan snack sehingga masyarakat dari kalangan menengah kebawah tidak merasa terbebani. Saya yakin sebagian masyarakat ada yang merasa terbebani dengan ketentuan membuat “berkat” ini dan itu sejumlah tertentu namun sayangnya tidak banyak yang berani mengungkapkannya kepada panitia penyelenggara. Atau kalaupun berani belum tentu pihak panitia mau mengoreksi kebijakannya dengan dalih mengikuti tradisi yang ada. Wallohu a’lam bisshowab. (nawizam)

Tagged: , , ,

0 komentar:

Posting Komentar